5 Langkah Jitu Mengganti Putus Asa Menjadi Prestasi
Apa yang anda fikirkan dikala mendengar kata frustasi?
Penuh amarah? Putus asa? atau lainnya?
Ketika kita membayangkan kata frustasi, hal itu tidak
akan jauh dari gambaran seseorang yang begitu menyedihkan, kurang tidur, mata
sembab, dan contoh hidupnya tidak terencana.
Frustasi , berasal dari bahasa Latin frustatio, yakni perasaan kecewa atau kesal akhir terhalangnya dalam pencapaian tujuan. Semakin besar maksudnya, maka akan kian tinggi pula tingkat putus asa yng akan dinikmati, dan akan menimbulkan tertekan.
arti frustasi
Menurut Daradjat Zakiah (Andhy Irawan, 2011), putus asa ialah sebuah kondisi dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan attau sebuah tujuan akhir adanya hambatan / rintangan dalam usaha meraih kepuasan atau tujuan tersebut.
Daftar Tulisan
Penyebab Frustasi
Mengapa seseorang mampu mengalami putus asa? Frustasi mampu disebabkan oleh berbagai macam factor antara lain, tidak mempunyai banyak ilmu wawasan, hilangnya rasa dogma dengan Tuhan, terlalu banyak tekanan/ duduk perkara dalam hidup, berfikiran negative, dan tidak mampu mengontrol diri.
Mengapa hal-hal tersebut mampu
mengakibatkan Frustasi? Mari simak klarifikasi dibawah ini;
Tidak mempunyai banyak wawasan perihal hidup.
Ketika seseorang tidak memiliki banyak pengetahuan,
seseorang akan cenderung mempertimbangkan semua hal dalam hidup cuma dalam batas
angannya saja, dengan kata lain seseorang tersebut membatasi fikirannya tanpa
menyaksikan wawasan wacana ilmu-ilmu hidup yang sebaiknya dia peroleh. Orang
yang tidak mempunyai banyak pengetahuan wacana hidup, mereka akan lebih sering
merasa gelisah dan khawatir wacana kehidupannya. Mereka akan senantiasa berfikir
bagaimana hidupnya akan berlangsung.
Hilangnya rasa kepercayaaan terhadap Tuhan
Hal ini merupakan sebuah yang sangat fatal. Ketika
putus asa, pada umumnya orang cuma berdiam diri, dan berputus asa. Mereka
condong tidak yakin terhadap kemampuan dirinya dalam mengahadapi setiap
duduk perkara yang tengah dihadapinya. Sedangakan
“kepercayaan” yakni factor yang penting untuk membangun diri, dan
mencegah hal- hal yang negative dalam diri. Mereka lupa bahwa Tuhanlah sumber
kekuatan yang ada dalam diri mereka, dan ialah kawasan sebaik mungkin dalam
mengadu terhadap-Nya.
Terlalu banyak problem/ beban hidup
Tidak siapa saja mempunyai kekuatan yang besar.
Banyaknya tekanan baik internal maupun ekstenal, mulai dari tututan kuliah yang
harus ber-IPK tinggi, permintaan keperluan hidup, permintaan dalam keluarga, dan
lain-lain yang mampu membuat frustasi. Tekanan yang sangat intens in akan
menyerang orang-orang yang lemah psikologisnya. Orang yang lemah psikologis
cenderung tidak dapat mendapatkan semua hal yang terjadi, sehingga setiap beban
yang ia hadapi akan terasa begitu berat.
Berfikir negative
Orang yang selalu berfikiran negative, akan sulit
meraih apa yang dicita-citakannya. Mengapa demikian? Karena orang- orang yang
berfikiran negative akan merusak dan melemahkan dirinya sendiri akhir
sangkaan buruknya terhadap orang lain. Karena bahu-membahu apa yang hendak
terjadi adalah tergantung apa yang kita pikirkan atau sangkakan, kalau
seseorang senantiasa berfikir negative maka hal itu akan mempunyai efek negative pula
dan sebaliknya. Dan kalau fikiran negative ini tidak dibuang maka, semakin
usang , seseorang itu akan diselimuti dengan kegagalan dan kekalutan didalam
dirinya yang dibuatnya sendiri.
Tidak adanya motivasi.
Seseorang yang hidup dilingkungan tanpa motivasi akan
sangat rentan tehadap kefrustasian, sebab seseorang yang frustasi sangat membutuhkan
adanya dorongan dan motivasi. Seseorang umumnya dapat bangkit apabila mempunyai
cukup dukungan dari orang-orang terdekatnya. Misalnya seorang anak yang
menderita suatu penyakit dan sulit diobati, dan tidak mendapat cukup motivasi
dan dorongan, maka anak tersebut akan makin sukar menerima kesembuhan.
Namun kalau, anak trsebut diberi motivasi dan dirawat dengan kasih sayang,
maka yakinlah bahawa kesehatan anak tersebut akan berangsur- angsur membaik.
5 Langkah jitu mengganti
Frustasi menjadi Prestasi
So, bagaimana cara mengganti putus asa menjadi prestasi? Berikut Tipsnya:
Tanyakan pada diri anda “ Apa yang sebetulnya sedang terjadi?”;
Ketika kita melaksanakan suatu pekerjaan atau
perencanaan, kita mesti mencermatinya dengan sungguh-sungguh dan teliti apa
yang kita kerjakan. Apakah ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,
tetapi tidak semua hal juga keliru. Kita perlu mengevaluasi apakah hal-hal yang
kita kerjakan sesuai dengan ekspektasi atau tidak. Apabila telah sesuai, maka
itu bagus. Namun kalau tidak maka perbaiki. Sesungguhnya pertanyaan-
pertanyaan tersebut cuma untuk memutuskan seluruhnya berlangsung dengan sebaiknya.
Hal ini akan membawa kita terhadap hal-hal yang baik. Yakinlah, bahwa dibalik setiap kesulitan
niscaya ada akomodasi.
Mencatat setiap hasil yang diraih;
Kita harus mencatat semua hasil yang sudah kita dapatkan. Misalnya kita menuliskan nya dalam note atau suatu buku catatan harian yang berisikan pencapaian-pencapaian kita selama sebulan sarat , kemudian kita dapat melihatnya kembali diakhir bulan. Dengan cara ini kita dapat memlihat dan mempertimbangkan sebanyak apa pencapaian yang bisa kita capai, dan mengevaluasi beberapa langkah yang perlu kita ambil jikalau kita menanggapnya belum berjalan dengan baik.
Kita mungkin akan terkejut dengan catatan yang sudah
kita buat, dan apa saja yag telah kita selesaikan, tetapi kita juga akan sadar
seberapa banyak tujuan yang sukses kita capai dalam masa waktu tertentu.
Apabila jumlah pencapaian kita telah banyak, maka kita telah sukses melakukan
perbaikan dan perkembangan diri, tetapi apabila jumlah nya masih sedikit, maka
disitu kita harus menyadari bahwa masih banyak waktu yang terbuang tidak berguna
karna apa alasannya menunda pekerjaan. Untuk mampu menjadi lebih focus, kita harus
bisa menyaksikan persoalan selaku peluang, seingga masalah tersebut tidak akan
menjadisuatu beban yang berat untuk diri kita sendri.
Berfikir kasatmata dan tetap hening;
Seseorang yang selalu berfikir konkret, cenderung akan
melaksanakan pekerjaannya yang lebih baik. Orang yang berfikir nyata akan mampu
mengendalikan dirinya dalam melakukan setiap pekerjaanya. Berfikir positif sungguh
membantu dalam mengoptimalkan pekerjaan seseorang, alasannya dengan hal ini
seseorang akan senantiasa merasa senang dengan apa saja yang sudah dilakukannya.
Berfikir damai juga merupakan hasil dari sikap berfikir aktual, sebab
lazimnya orang yang pikirannya selalu nyata, akan melahirkan ketenangan dalam
dirinya dan menjadi langsung yang baik dalam melaksanakan segala aktivitasnya.
Memusatkan perhatian pada apa yang kita inginkan terjadi;
Berhentilah mengajukan pertanyaan mengapa ini terjadi? Dan lain
sebagainya. Semakin anda bertanya, maka makin besar penyesalan yang akan anda
rasakan. Ada waktu- waktu dikala kita perlu mundur sejenak untuk menyaksikan citra
seberapa besar pekerjaan kita yang mesti kita tuntaskan. Dan pada dikala itu ,
apakah hasil yang mau kita peroleh? Kadang kita terperangkap dan berusaha
keras dengan penuh perhatian dan berupaya mengatasinya. Ingat, jangan pernah
mengecam diri sendiri. Karena justru celaan dan tekanan kepada diri sendiri
cuma akan menciptakan kita menyesal berkepanjangan, jangan terpaku pada diri
sendiri. Kegagalan tidak seharusnya mengakibatkan kita syok.
Optimis bahwa tujuan anda akan tercapai.
Selalu optimis ialah cara ampuh untuk memotivasi
diri sendiri, ini juga menunjukkan bahwa kita percaya terhadap apa yang Tuhan
hendak berikan kepada kita. Optimis dalam setiap melaksanakan perjuangan menciptakan kita
tidak takut akan kegagalan, dan senantiasa mebuat kita puas akan apa yang telah
kita upayakan.
Nah, itulah beberapa cara yang mampu anda terapkan
untuk mengganti frustasi menjadi prestasi. Jadi, jangan senantiasa memandang
putus asa sebagai hal buruk, alasannya adalah kadang-kadang frustasi justru menyumbangkan
banyak pelajaran hidup untuk kita semoga mampu menjadi lebih baik dan lebih
berkembang dimasa yang akan datang.
0 Response to "5 Langkah Jitu Mengganti Putus Asa Menjadi Prestasi"
Post a Comment